Minggu, 08 Januari 2012

PENGARUH ESQ TERHADAP KEPEMIMPINAN


Definisi ESQ
Kecerdasan Spiritual Emosional (ESQ) merupakan gabungan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga komponen tersebut saling terkait dalam mewujudkan keberhasilan dan tercapainya prestasi seseorang. Jika salah satu tidak ada maka akan timbul permasalahan baik setelah sukses ataupun sebelum meraih sukses.
Kemampuan Otak (IQ)
Intelektual adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik. Intelektual lebih difokuskan kepada kemampuannya dalam berpikir seseorang. Kemampuan intelektual ini dapat diukur dengan suatu alat tes yang biasa disebut IQ (Intellegence Quotient). IQ adalah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat tertentu, dalam hubungan dengan norma usia yang ada.
Ada tiga indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator tersebut adalah :
a.       Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bentuk
b.      Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bahasa
c.       Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
Dunia kerja erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih rendah. Hal tersebut karena mereka yang memiliki IQ tinggi lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih baik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang karyawan yang mendapatkan skor tes IQ yang tinggi pada saat seleksi ternyata menghasilkan kinerja yang lebih baik, terutama apabila dalam masa-masa tugasnya tersebut ia sering mendapatkan pengetahuan dan keterampilan beru dari pelatihan yang dilakukan (Moustafa dan Miller, 2003, p.8)
Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual. Kinerja karyawan akhir-akhir ini tidak hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang yang dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baik dan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita dari kerendahan. Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna.
Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQ dan EQ, oleh karena itu istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ dipandang hanya menyumbangkan sebagian dari penentu kesuksesan sesorang dalam hidup. Ada faktor lain yang ikut berperan yaitu kecerdasan spiritual yang lebih menekankan pada makna hidup dan bukan hanya terbatas pada penekanan agama saja. Peran SQ adalah sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.Sesorang yang memiliki SQ tinggi adalah orang yang memiliki prinsip dan visi yang kuat, mampu memaknai setiap sisi kehidupan serta mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan kesakitan.
Kecerdasan spiritual mempengaruhi tujuan sesorang dalam mencapai karirnya di dunia kerja. Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Hal ini mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan kinerja yang dimilikinya, sehingga dalam karir ia dapat berkembang lebih maju. Kecerdasan spritual yang dimiliki setiap orang tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari masing-masing pribadi orang tersebut dalam memberikan makna pada hidupnya. Kecerdasan spritual lebih bersifat luas dan tidak terbatas pada agama saja. Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu akan membuat hasil kerjanya pun berbeda.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah subyek yang paling penting untuk manager, karena peran kritis yang dimainkan oleh pemimpin adalah efektifitas kelompok dalam organisasi. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang berkaitan dengan tugas, seperti; Menegakan disiplin, Melaksanakan tugas dengan benar, Mengarahkan kelompok dan Memberikan motivasi.
Hal-Hal yang perlu dimiliki seorang Pemimpin :
1.      Memotovasi diri
2.      Kemampuan berbicara dimuka umum
3.      Pemahaman teknik/alat kendali mutu
4.      Kemampuan mencegahkan masalah dengan sistem
5.      Tranfer pengetahuan kepada bawahan
6.      Memotivasi bawahan
7.      Mengenali karakteristik bawahan
  1. Keinginan mengetahui perkembangan
  2. Keinginan melakukan perubahan/perbaikan
  3. Sikap mental
  4. Citra diri
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
·         Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
·         Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb
Pengaruh ESQ terhadap Kepemimpinan
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah pemimpin yang mampu mengendalikan diri, sabar, tekun, tidak emosional, tidak reaktif serta positive thinking. Untuk memperoleh EQ ini, seseorang harus melalui pendidikan sejak dini dengan contoh suri tauladan dari kedua orangtuanya. Pemimpin dengan EQ yang tinggi, ia tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, lebih mengutamakan rasio daripada emosi, tidak reaktif bila mendapat kritik, tidak merasa dirinya pandai dan paling benar serta tawadlu (rendah hati) atau low profile.dan mmepunyai sikap terbuka, transparan, akomodatif, konsisten (istiqomah),
Perkembangan EQ berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian (personality development) dan kematangan kepribadian (maturity of personality). Pemimpin dengan kepribadian yang matang (mature), dalam menghadapi dan menyelesaikan berbgai persoalan atau pekerjaan menggunakan kecerdasan intelektualnya (IQ) dan kecerdasan emosionalnya (EQ) secara proporsional.
Pemimpin dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa. Seorang yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa-apa yang diucapkan diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia. Pemimpin dapat membohongi rakyatnya tetapi tidak dapat membohongi Tuhannya. Selain daripada itu pemimpin yang beriman adalah seseorang yang percaya adanya Malaikat, yang mencatat segala perbuatan yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. Tipe pemimpin ini tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram dan mana yang melanggar hukum dan mana yang sesuai dengan hukum.
Unsur SQ sangat penting bagi seorang pemimpin sebab pemimpin yang memiliki SQ atau kecerdasan spiritualnya tinggi akan membuat keberadaan dirinya bermanfaat bagi orang lain, bukan sebaliknya memanfaatkan orang lain. Pada hakekatnya seorang pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya bukan oleh orang yang memberi amanah tetapi terutama tanggung jawab kepada Allah SWT.

2 komentar:

NAMA