A. Pengertian
Perilaku Orgasnisasi
Berbicara
pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan definisi. Pendapat
pertama menurut Toha (2001) bahwa yang
dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Pendapat berikutnya dari John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi
merupakan suatu istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan
perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi
sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun
antar pribadi di dalam konteks organisasi..Sedangkan pendapat yang lain
menurut James L. Gibson, John. M.
Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud
perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia, sikapnya dan hasil
karyanya dalam lingkungan keorganisasian. Senada dengan pendapat diatas yaitu
menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.
Berdasarkan
dari berbagai pendapat diatas, maka secara singkat dapat dikatakan perilaku
organisasi tersebut berkenaan studi tentang apa yang dilakukan orang-orang dalam
suatu organisasi dan bagaimana perilaku (individu/kelompok) mempengaruhi
kinerja dari organisasi. Dalam kaitan ini maka ruang lingkup perilaku organisasi
berkenaan dengan perilaku individu/perorangan, perilaku kelompok dan struktur
organisasi yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok mempengaruhi
organisasi dan organisasi mempengaruhi perilaku individu dan perilaku kelompok.
Sehingga bahan kajian dalam perilaku organisasi meliputi sikap dan persepsi
manusia, dalam hal ini sikap pegawai/karyawan terhadap pekerjaannya, terhadap
rekan sekerja, pimpinanya dan sebagainya, serta perilakunya dalam konflik,
kerjasama, komunuikasi, motivasi dan lain-lain.
Menurut
pendapat Cummings (1978), terdapat
perbedaan antara perilaku organisasi dengan ilmu-ilmu yang lain, misalnya :
- Perilaku Organisasi dengan Psikologi
Organisasi
Perilaku
organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin sedangkan psikologi
organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi. Kesamaan
kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam organisasi
- Perilaku Organisasi dengan Teori
Organisasi
Perbedaan perilaku organisasi dengan teori organisasi
didasarkan pada dua perbedaan antara unit analisanya dan pusat variabel tak
bebas
Perilaku oeganisasi dirumuskan sebagai suatu studi
tingkah laku individu dan kelompok di dalam organisasi dan penerapan dari ilmu
pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses dan
hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.
- Perilaku Organisasi dengan Personel and
Human Resources
Perilaku
organisasi menekankan pada orientasi konsep sedang personel human resources
menekankan pada teknik dan tehnologi.
Larry
L. Cummings juga menekankan bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara
berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara
nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
B. Peranan dan Kontribusi Ilmu-Ilmu Lain dalam Perilaku
Organisasi
Perilaku organisasi merupakan disiplin ilmu yang tidak
berdiri sendiri tetapi mendapat sumbangan yang amat besar dari ilmu lainnya,
diantaranya menurut Robbin (2001) adalah ilmu psikologi, sosiologi, psikologi
sosial, antropologi dan ilmu politik. Secara sekilas dan singkat peranan dan
kontribusi ilmu-ilmu tersebut kepada ilmu perilaku organisasi, dapat diuraikan
berikut ini.
a. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk
mengukur, menjelaskan dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Oleh karena
itu para psikolog melibatkan diri mereka dalam studi dan usaha untuk memahami
perilaku individu. Secara spesifik sumbangan mereka dalam bidang perilaku
organisasi berkenaan dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan, kelelahan,
kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi,
pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.
b. Sosiologi
Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial
dimana para individu memainkan peranannya. Artinya sosiologi tersebut
mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Dalam kaitannya
dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang berasal dari sosiologi dapat
memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti : dinamika kelompok,
proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi formal, birokrasi,
komunikasi, status, kekuasaan dan konflik.
c. Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi
dalam arti berusaha mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para
individu berperilaku tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk
perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana
mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan mamahami
serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan kelompok
memenuhi kebutuhan individu.
d. Antropologi
Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk
beluk manusia dan aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk
perilaku organisasi seperti perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap
dan norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang
bertindak.
e. Ilmu Politik
Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan
kelompok dalam suatu lingkungan politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari
ilmu politik oleh perilaku organisasi adalah struktur konflik, alokasi
kekuasaan dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan
pribadinya.
C. Tujuan Memahami Perilaku Organisasi
Secara jelas perilaku organisasi pasti mempunyai tujuan.
Adapun tujuan perilaku organisasi adalah untuk mendeterminasi bagaimana
perilaku manusia mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Semakin banyak perilaku atau kejadian yang dapat diprediksikan dan semakin
banyak yang dapat dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan bentuk
kontrol atau pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu
dalam organisasi dapat selalu diarahkan kearah yang positif, yaitu perilaku
yang menunjang pencapaian sasaran organisasi secara efektif.
D. Latar Belakang Sejarah Perilaku Organisasi
Berbicara
tentang sejarah lahirnya disiplin ilmu perilaku organisasi terdapat beberapa
peristiwa dan pendapat dari beberapa ahli yang melatarbelakanginya. Adapun peristiwa/ pendapat para ahli tersebut sebagai
berikut :
- Max Weber
- Henry Fayol
- Frederick
Winslow Taylor
- Gerakan
Hubungan Kemanusiaan
- Masa Depresi
- Gerakan
Serikat Buruh
- Penemuan
Hawthorne
- Evolusi Ilmu
Perilaku dalam Manajemen
Sebelum penjelasan dari para ahli diatas terdapat pendapat
dari Plato bahwa jiwa manusia dibagi 3 bagian yaitu :
- Philosophic/ filosofis adalah suatu alat untuk mencapai ilmu
pengetahuan dan pengertian
- Spirited/ ambisius adalah aspek jiwa manusia untuk berusaha
mencari kekuasaan dan ambisi
- Appetite/ pencinta keberuntungan adalah keinginan untuk
memenuhi selera misal makan, minum, seks dan uang.
Semua orang mempunyai ketiga jiwa ini tetapi kadarnya
berbeda-beda. Didalam berperilaku maka manusia dipengaruhi ketiga jiwa manusia
diatas.
1.
MAX WEBER
Pendapat Max Weber menekankan pada organisasi. Menurut
Max Weber manusia/seseorang itu lemah membutuhkan bantuan dan
menekankan kepada penjelasan mengenai organisasi dibanding dari pengembangan
suatu prinsip yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan praktis.
2 (dua) aspek hasil kerja Max Weber yaitu :
a. Sebagai seorang ahli ilmu sosial, tertarik
untuk menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar.
b. Terkesan akan
kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan yang kadang-kadang tidak
realistis dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi
Jadi menurut Max Weber perilaku yang dicerminkan dari
birokrasi yaitu rasa tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia
untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik,
membuat keputusan yang obyektif karena seseorang selalu membutuhkan bantuan.
2. HENRY FAYOL
Henry Fayol mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di
Eropa. Pandangan Fayol dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi
administratif. Teori administrasinya dikenal sebagai pendekatan fungsional.
Dia berpendapat semua organisasi terdiri dari unit-unit/subsistem yaitu
:
a. Aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembeliam,
produksi dan penjualan
b. Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan
masalah-masalah permintaan dan pengendalian kapital
c. Unit-unit keamanan dan perlindungan
d. Fungsi perhitungan
e. Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi,
pengarahan, koordinasi dan pengendalian
3. F. WINSLOW TAYLOR
Dasar dari penelitian F. Winslow Taylor yaitu lebih
menekankan pada pentingnya akan waktu. Seperti dijelaskan dibawah ini,
tekanan dari pendapat F. Winslow Taylor adalah sebagai berikut :
a. Efisien waktu/penelaahan waktu. Unsur ini dipergunakan
untuk menetapkan secara tepat berapa banyak waktu yang diperlukan oleh setiap
orang di dalam setiap aspek kerjanya.
b. Penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana
pekerjaan harus dikerjakan dan serangkaian pengawasan fungsional untuk memberi
pengarahan pada pekerja agar bekerja menurut metode yang tepat.
Berdasarkan pendapat dari F. Winslow Taylor mulai dikenal
dengan prinsip-prinsp manajemen ilmiah. Taylor mengusulkan 3 (tiga) hal sebagai
tujuan gerakannya yaitu :
a. Amerika Serikat telah dirugikan banyak sekali akibat
karena tidak adanya efisiensi di hampir setiap usaha pada tiap harinya.
b. Mencoba meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat
bahwa pengobatannya terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha
mencari orang-orang yang istimewa.
c. Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu
ilmu yang tepat yang berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan
prinsip-prinsip.
Kesimpulan pemdapat F.W. Taylor bahwa perilaku manusia
merupakan salah satu komponen dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya
kepada mereka yang dapat bekerja seperti mesin yang akan mendapat tempat di
dalam sistem produksinya.
4. GERAKAN
HUBUNGAN KEMANUSIAAN
Penekanan pada Gerakan Hubungan Kemanusiaan ini adalah
pada kerja sama dan semangat kerja atau moral karyawan/pegawai yang digolongkan
ke dalam aspek hubungan kemanusiaan. Tokohnya adalah Raymond
Miles, yang menyatakan bahwa pendekatan hubungan kemanusiaan secara sederhana
menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan
dalam berprodukai, artinya memahami kebutuhan-kebutuhan manusia yang
ingin dianggap ada dan merasa diperhatikan dengan cara didengarkan dan
diperhatikan keluhan-keluhannya jiika memungkinkan dan melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan tertentu baik mengenai kondisi pekerjaannya atau
masalah-masalah lainnya.
Pada
sejarah gerakan hubungan kemanusiaan terdapat 3 (tiga) kejadian yang memberikan
kontribusinya dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian tersebut antara lain :
a. Masa-masa depresi yang hebat
b. Gerakan kaum buruh
c. Hasil penemuan Hawthorne
5. MASA DEPRESI
Pada masa depresi terjadi kegoncangan yang hebat di
bidang keuangan dan perekonomian pada umumnya. Produksi yang merosot,
pasaran yang lesu mewarnai kehidupan perekonomian saat itu. Sebab-sebab dari depresi
antara lain :
a. Menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang
baru yang besar ditangan konsumen
b. Konsumen menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha
c. Merosotnya minat pemanfaatan invesmen
d. Akumulasi dalam jumlah yang besar dari kemampuan produksi
baru dan pengembangan teknologi
e. Jarangnya investasi yang berskala besar dan kelesuan dari
cadangan bank
f. Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan
Akibat dari depresi yaitu muncul banyaknya pengangguran,
ketidaktentuan hidup serta muncul ketidakamanan dari masyarakat dengan
banyaknya pencurian dan perampokan karena tuntutan untuk kelangsungan hidup. Dengan
adanya hal-hal seperti diatas maka muncul gagasan untuk meletakkan unsur
manusia sebagai unsur yang amat dominan dalam manajemen. Hasil dari depresi
yaitu mengutamakan hubungan kemanusiaan sekaligus perilaku kemanusiaan dan
perilaku organisasi mendapat perhatian secara seksama.
6. GERAKAN SERIKAT BURUH
Gerakan ini muncul disebabkan karena manajer-manajer
tidak mau mengenal secara tepat sumbangan manusia/ apa yang telah dikorbankan
bawahan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pada waktu itu banyak
perusahaan yang memperlakukan para pegawai atau buruh dengan tidak layak,
misalnya dengan memberikan gaji yang rendah, jam kerja yang tidak memadai dalam
arti para buruh bekerja dalam jam kerja yang panjang, serta kondisi tempat
kerja yang kurang patut/layak. Akibat dari semua itu maka timbullah gejolak dari
kaum buruh. Kaum buruh mulai mendirikan serikat buruh dan mengadakan
demonstrasi untuk menuntut perbaikan ditempat kerjanya. Gerakan serikat buruh
tersebut apabila berlarut-larut maka akan sangat mengganggu terhadap kelancaran
atau kelangsungan suatu organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka serikat
buruh diakui secara sah/resmi serta para manajer mulai menyadari untuk
memberikan perhatian kepada kaum buruh.
Hampir semua manajer mencoba mendirikan unit/bagian
kepegawaian sebagai suatu jawaban untuk menangani persoalan-persoalan
kepegawaian dan serikat buruh. Manajer berusaha memberikan penekanan pada
hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan perhatian
terhadap perbaikan gaji, jam kerja dan kondisi tempat kerja.
7. PENEMUAN HAWTHORNE
Tujuan dari penelitian Hawthorne antara lain untuk
mencari sampai dimana pengaruh hubungan antara kondisi fisik tempat bekerja
dengan produktivitas karyawan. Secara khusus penelitian ini ialah untuk
mendapat gambaran yang jelas tentang pengaruh faktor-faktor seperti temperatur,
kelembaban udara dan cahaya terhadap kelelahan dan gerakan berulang dari
pekerja. Penelitian Hawthorne dilakukan atas beberapa langkah adalah sebagai
berikut :
a. Fase pertama merupakan percobaan tentang cahaya lampu
Beberapa kelompok pekerja dicoba dengan memberi sejumlah
penerangan cahaya lampu dalam tempat mereka bekerja. Ada yang diberi penerangan
cahaya lampu berlebihan, dan ada yang kurang. Kemudian diamati dan dicatat
perkembangannya. Hasilnya berlainan satu sama lain yaitu terdapat kelompok yang
hasilnya naik, ada kelompok yang hasilnya
turun sedang terdapat kelompot yang hasilnya tetap.
Secara umum hasil dari fase pertama ini adalah :
1)
Cahaya
penerangan lampu hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja
meskipun pengaruhnya kecil sekali.
2)
Beberapa
faktor yang tidak sempat nampak, belum ada kesempatan yang baik untuk diteliti
pengaruhnya.
- Fase kedua
merupakan percobaan ruang istirahat.
Meneliti sekelompok kecil pekerja yang ditempatkan
tersendiri dalam usaha untuk mengatasi beraneka macam pengaruh dari tingkah
laku pekerja ketika individu-individu itu mengetahui bahwa mereka sedang
diamati. Dua wanita dipilih dalam percobaan ini, mereka diminta memilih 4
pekerja lainnya untuk bersama-sama mereka di dalam ruang istirahat yang
terpisah dari sisa kelompok lainnya. Setelah diamati dan diinterview hasilnya
hampir sama dengan fase yang pertama.
c. Fase ketiga disebut studi tentang ruang bank tilgram
Tujuannya adalah untuk melakukan analisa pengamatan
terhadap kelompok pekerja informal. Kelompok ini terdiri dari 14 pekerja
operator laki-laki, 9 tukang tilgram, 3 tukang solder dan 2 inspektur. Hasil
dari fase ketiga ini yaitu tidak ada kenaikan produktivitas yang berlanjut.
Berdasarkan dari penelitian yang sudah
dilakukan, maka hasil temuan dari Hawthorne adalah sebagai berikut :
1)
Sikap
dan perilaku positif serta produktivitas para karyawan tidak terlalu
dipengaruhi oleh fasilitas dan kondisi kerja, melainkan oleh perhatian yang
diberikan manajer.
2)
Perilaku
seorang pekerja sangat ditentukan oleh dan terikat pada norma-norma kelompok
kerja dimana seseorang menjadi anggota.
8. EVOLUSI ILMU PERILAKU DALAM MANAJEMEN
Berikut ini adalah catatan ikhtisar perkembangan ilmu
perilaku dalam ilmu manajemen yang dimulai dari anggapan Machiavelli sampai
dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern :
- Asumsi dasar
tentang sifat manusia
1) Machiavelli
Ia beranggapan bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah
jahat dan diperbudak oleh kehendak dari penguasa dan negara
2) Filosof Inggris
Menilai manusia ini hakikatnya memerlukan kondisi mental
yang kuat dalam rangka untuk mencapai keinginannya.
3) Max Weber
Manusia secara pokok adalah tidak rasional dan emosional
yang membuat kurang baiknya keputusan yang diambil
4) Frederick W. Taylor
Manusia secara fundamental adalah malas dan harus
senantiasa dikendalikan secara ketat dan hati-hati agar dapat dihindarkan pemborosan
5) Elton Mayo
Manusia adalah makhluk sosial yang menginginkan untuk
bergabung dengan lainnya. Kecenderungan ingin bekerja sama, bukan bersaing dan
menimbulkan permusuhan
6) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Manusia bukan baik dan juga bukan jelek. Beberapa orang
beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan dalam hal perilaku yang terarah,
lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai
sasaran yang tidak teratur.
- Pendekatan
untuk menganalisa perilaku manusia
1) Machiavelli
Menggunakan pendekatan analogi sejarah dan observasi
dalam hubungannya dengan lingkungan yang menyeluruh
2) Filosof Inggris
Labih banyak menggunakan pendekatam falsafah yaitu semua
percaya bahwa pengalaman adalah sumber
dari pengertian dan mereka menerima metode induksi sebagaimana yang dirumuskan
oleh Francis Bacon
3) Max Weber
Menggunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif.
Dimulai dari perumusan premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi
tertentu
4) Frederick W. Taylor
Menggunakan pendekatan yang eksperimen dan sangat ilmiah.
Penggunaan pendekatannya dimulai dari unsur-unsur kecil dari pekerjaan dan
menghasilkan suatu teori tentang manajemen
5) Elton Mayo
Menggunakan metode eksperimen dan filosofis Di dalam
melengkapi fakta-faktanya ia memberikan pertimbangan kebebasan dengan dilambari
pandangan-pandangan yang filosofis.
6) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Menggunakan metode eksperimen dengan memberikan penekanan
pada observasi terkendali dan
generalisasi dari data.
- Nilai yang
menonjol
1) Machiavelli
Nilai kekuasaan dan praktika dari cara-cara berpolitik
untuk mencapai tujuan
2) Filosof Inggris
Aturan dan seperangkat aturan dalam rangka untuk mencapai
pemerintahan yang fungsional.
3) Max Weber
Keputusan organisasi yang rasional dan logis
4) Frederick W. Taylor
Upah harian yang jujur untuk kerja harian yang adil dan
terbuka
5) Elton Mayo
Di dalam hubungan organisasi maka diperlukan kesehatan
mental dan kepuasan
6) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Pengertian yang ilmiah dengan deskripsi perilaku manusia
yang menyeluruh
- Yang
memperolah keberuntungan dari preskripsi ilmu perilaku
1) Machiavelli
Adalah para penguasa dan politisi
1) Filosof Inggris
Adalah masyarakat lewat pemerintahan yang bersih
2) Max Weber
Ialah organisasi sebagi suatu kesatuan yang rasional dan
efisien
3) Frederick W. Taylor
Manajer-manajer dari organisasi dan para pekerja melalui
peningkatan upah
4) Elton Mayo
Manajemen dan para pekerja melalui meningkatnya kepuasan
dan kesehatan mental
5) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Melaui kepahaman dari perilaku manusia yang senantiasa
bertambah. Nilai manajemen terhadap kepahaman tersebut akan membawa kearah
penyempurnaan pelaksanaan kerja.
- Penghargaan
pada manajemen modern
1) Machiavelli
Hendaknya bisa diamalkan dalam praktek dan sesuai dengan
tujuan
2) Filosof Inggris
Dalam konsep mengenai aturan adalah idealistik
3) Max Weber
Berpengharapan dalam dukungan-dukungannya yang rasional
dan pengambilan keputusan yang didukung oleh bahan-bahan keterangan yang
lengkap
4) Frederick W. Taylor
Pemaksaan dalam pandangan yang sederhana dari manusia
ekonomi
5) Elton Mayo
Menarik dalam gambarannya manusia sosial
6) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Pemaksaan dalam obyektivitasnya dan kerangkanya yang
sistematis
E. Kesimpulan
Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan pusat
perhatiannya pada perilaku individu-individu yang bekerja dalam suatu
organisasi tertentu. Sehingga kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung
paling sedikit oleh dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan
organisasi formal sebagai wadah dari perilaku individu tersebut.
Penempatan manusia kembali sebagai salah satu unsur yang
amat penting dalam organisasi adalah orientasi dasar dari ilmu perilaku
organisasi. Perkembangan ilmu perilaku manusia dalam organisasi ini menurut
sejarahnya telah dimulai sejak awal perkembangan gerakan manajemen ilmiah
bahkan jauh sebelum itupun dapat dikenali sebagai langkah awal dari
pengembangan ilmu ini.
Konsep birokrasi Weber, penemuan administrasi Fayol dan
gerakan manajemen ilmiah dari Taylor memberikan sumbangan yang tidak ternilai
dari sejarah awal perkembangan bidang pengajian perilaku manusia dalam
organisasi ini. Demikian pulan penelitian tim Mayo berikut penemuan-penemuan
dari Hawthorne benar-benar mengarahkan perkembangan ilmu baru peilaku ini.
Kalau bisa referensinya juga gan
BalasHapusBagus gann
BalasHapus