Minggu, 01 Januari 2012

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

Di dalam memahami perilaku individu, perlu mengkaji berbagai karakteristik yang melekat pada individu tersebut. Adapun berbagai karakteristik individu yang utama dapat dijelaskan sebagai berikut :
A.   Karakteristik Biografis
  1. Usia
Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Penyebabnya adalah makin kecil pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau gaji yang sudah atau lebih tinggi. Bertambahnya usia juga berpengaruh terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat absensi yang dapat dihindari. Selain juga terdapat tingkat absensi yang tidak dapat dihindari, penyebabnya bisa kesehatan juga bisa karena cedera.
  1. Jenis Kelamin
Telaah psikologis disebutkan wanita lebih bersedia mematuhi otoritas sementara pria lebih agresif pada pengharapan sukses. Selain itu tidak ada bukti penelitian yang menyatakan jenis kelamin berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Apabila jenis kelamin dihubungkan dengan tingkat keluaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat keluaran yang tinggi dibandingkan dengan pria. Sementara terdapat penelitian lain yaitu jenis kelamin dihubungkan dengan tingkat keluaran menunjukkan hasi yangl sebaliknya. Sedangkan jenis kelamin dihubungkan dengan absensi, bukti konsisten menunjukkan wanita lebih tinggi tingkat absensinya apabila dibandingkan dengan pria.
  1. Status Kawin
Hasil riset yang sangat konsisten menunjukkan hasil bahwa untuk karyawan yang menikah maka dapat dikatakan tingkat absensi dan keluaran organisasi mengalami penurunan sedangkan kepuasan kerjanya cenderung meningkat. Penyebab hal ini disebabkan perkawinan menyebabkan meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal ini pada gilirannya membuat orang yang sudah berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting, dan ikut menentukan bagaimana tingkat kepuasan kerja mereka. Bagaimana dengan status janda atau duda ?
  1. Banyaknya Tanggungan
Tidak ada informasi yang cukup mengenai hubungan antara jumlah tanggungan seseorang dengan produktivitas kerjanya. Akan tetapi sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerjanya.
  1. Masa Kerja
Meskipun hubungan senioritas dan produktivitas telah diselidiki secara luas, tidak ada indikasi bahwa pekerja dengan masa kerja yang lebih lama lebih produktif dari pada mereka yang baru bekerja. Akan tetapi diakui oleh para ahli bahwa masa kerja  sebelumnya menjadi peramal yang ampuh terhadap keluarnya karyawan (turnover) di masa depan, artinya semakin lama seseorang bekerja di suatu instansi akan semakin kecil kemungkinan dia untuk keluar dari tempat bekerja. Dapat dikatakan masa kerja  berhubungan negatif dengan turnover dan sekaligus merupakan peramal terbaik bagi turnover. Dikatakan pula masa kerja berhubungan secara positif dengan kepuasan kerja, dalam arti apabila seseorang bekerja dalam waktu yang lama dalam suatu tempat maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kepuasan kerja yang baik.
B.   Kemampuan
Berbicara kemampuan dapat dibedakan dari 2 (dua) jenis yaitu :
  1. Kemampuan Intelektual
  2. Kemampuan Fisik
Kemampuan intelektual mempunyai arti yaitu kemampuan yang merujuk pada suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Artinya kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan intelektual meliputi :
  1. Kemampuan berhitung
Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
  1. Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca/didengar serta hubungan kata satu sama lain
  1. Kecepatan perseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat
  1. Penalaran induktif
Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu
  1. Penalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen
  1. Visualisasi ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah
  1. Ingatan
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu
Sedangkan kemampuan fisik didefinisikan sebagai kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecepatan, kekuatan dan ketrampilan serupa. Menurut Robbin (2001) terdapat riset mengenai persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi 9 (sembilan) kemampuan dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas-tugas jasmani. Adapun 9 (sembilan) kemampuan fisik dasar tersebut sebagai berikut :
1.    Faktor-faktor kekuatan yaitu :
a.    Kekuatan dinamis
Kemampuan untuk menggunakan otot secara berulang-ulang/sinambung sepanjang suatu kurun waktu
b.    Kekuatan tubuh
Kemampuan menggunakan kekuatan otot dengan menggunakan otot-otot tubuh (terutama perut)
c.    Kekuatan statis
Kemampuan menggunakan kekuatan terhadap obyek luar
d.    Kekuatan
Kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi eksplosif dalam satu/sederetan tindakan eksplosif
2.    Faktor-faktor keluwesan yaitu :
a.    Keluwesan extent
Kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin
b.    Keluwesan dinamis
Kemampuan melakukan gerakan cepat
3.    Faktor-faktor lain yaitu :
a.    Koordinasi tubuh
Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan serentak dari bagian-bagian tubuh yang berlainan
b.    Keseimbangan
Kemampuan mempertahankan keseimbangan meski ada kekuatan yang mengganggu keseimbangan
c.    Stamina
Kemampuan melanjutkan upaya maksimal yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang suatu kurun waktu
C.   Kepribadian
Mengenai kepribadian menurut pendapat Gordon Allport dalam buku Robbin (2001) diartikan sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem-sistem psikosifik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya dengan lingkungannya. Lebih jelasnya dapat didefinisikan sebagai total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain. Sedangkan menurut pendapat Toha (2001) kepribadian diartikan sebagai suatu sistem yang dinamis dan memberikan dasar dari semua perilaku. Kepribadian terdiri dari 3 (tiga) subsistem yaitu :
1.    Konsepsi id
Menurut Toha (2001) id adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Menurut Gibson et al. (1986) id diartikan sebagai bagian yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang dari perangsang pokok. Id bekerja secara tidak rasional artinya dalam rangka mencari pemuasan dari keinginannya. Id tidak terbelenggu oleh faktor-faktor pembatas seperti etik, moral, alasan dan logika. Upaya id diwujudkan lewat libido atau agresi.
2.    Konsepsi ego
Kalau id sebagai sumber ketidaksadaran sedang ego merupakan sumber rasa sadar. Ego mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego menurut Toha (2001) merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalikan dua sistem lainnya (id dan superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar atau lingkungan luar. Sedangkan menurut Gibson et al. (1986) ego merupakan wasit dari pertentangan antara id dan superego. Bagian dari tugas ego adalah memilih tindakan yang akan memberi kepuasan kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki.
3.    Konsepsi superego
Menurut Gibson et al. (1986) superego adalah gudang dari nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Selanjutnya menurut Toha (2001) superego adalah kekuatan moral dari personalitas. Superego merupakan sumber norma atau standard yang tidak sadar yang menilai dari semua aktivitas ego. Superego seringkali bertentangan dengan id. Id ingin mengerjakan apa yang dirasa baik, sedangkan superego mendesak mengerjakan apa yang benar.
Kepribadian seseorang tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi terdapat hal-hal yang mempengaruhi kepribadian tersebut. Faktor-faktor yang menentukan terhadap kepribadian seseorang yaitu faktor keturunan, lingkungan serta situasi. Seperti pendapat menurut Gibson, et al. (1986) kepribadian diartikan sebagai serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Serangkaian variabel ini menentukan persamaan dan perbedaan dalam perilaku individu. Kemampuan seseorang yang dipengaruhi keturunan dan lingkungan pada umumnya mantap dan konsisten tetapi terkadang berubah dalam situasi yang berbeda.
Berbicara menyangkut keturunan diartikan merujuk pada faktor-faktor yang ditentukan pada saat kehamilan. Sosok fisik, daya tarik, wajah, jenis kelamin, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat enegi dan ritme hayati, sebagian besar dipengaruhi oleh siapa orang tuanya. Sedangkan lingkungan mempunyai arti yaitu merujuk kepada budaya dimana kita dibesarkan, pengkondisian dini kita, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial serta pengaruh lain yang dialami. Adapun situasi akan mempengaruhi efek keturunan dan lingkungan pada kepribadian.
            Tanpa memperhatikan bagaimana orang mendefinisikan kepribadian, beberapa prinsip pada umumnya diterima oleh para ahli psikologi. Prinsip-prinsip ini adalah :
  1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila tidak demikian maka individu tersebut tidak akan mempunyai arti.
  2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola-pola. Pola ini sedikit banyak dapat diamati dan diukur
  3. Walaupun kepribadian mempunyai dasar biologis, tetapi perkembangannya khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan kebudayaan. 
4.    Kepribadian mempunyai segi-segi yang dangkal, seperti sikap untuk menjadi seorang pemimpin tim dan inti yang lebih dalam seperti sentimen atau perasaan mengenai wewenang atau etika kerja Protestan.
5.    Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda dari setiap orang lain dalam beberapa hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.
D.   Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu proses fundamental yang mendasari perilaku. Sebagian besar perilaku dalam organisasi merupakan perilaku yang diperoleh dengan belajar. Belajar menurut pendapat Gibson et al. (1986) didefinisikan sebagai proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktek.  Kata relatif tetap menandakan bahwa perubahan dalam perilaku harus sedikit banyak bersifat permanen.
Pendapat secara umum mengatakan pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Sedangkan ahli psikologi menyebutkan belajar merupakan apa yang kita lakukan ketika kita bersekolah. Sedangkan komponen dari definisi pembelajaran bisa dikatakan sebagai berikut :
  1. Belajar melibatkan perubahan, bisa perubahan positif maupun negatif
  2. Perubahan harus relatif permanen
  3. Adanya perubahan perilaku, sebab apabila terjadi perubahan proses berpikir dan sikap individu jika tidak diiringi atau diimbangi dengan perubahan perilaku bisa dikatakan bukan merupakan pembelajaran.
Berbicara pembelajaran terdapat beberapa teori pembelajaran. Adapun teori-teori pembelajaran tersebut sebagai berikut :
  1. Pengkondisian Klasik
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana seorng individu menanggapi beberapa rangsangan yang tidak akan selalu menghasilkan respon semacam itu.
  1. Pengkondisian Operan
Diartikan suatu tipe pengkondisian dimana perilaku sukarela yang diinginkan menyebabkan suatu ganjaran atau mencegah suatu hukuman.
  1. Pengkondisian Sosial
Diartikan orang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman l angsung.
E.  Kesimpulan
            Usia tampaknya tidak mempunyai hubungan dengan produktivitas. Pekerja tua dan mereka yang masa kerjanya panjang lebih kecil kemungkinan untuk minta berhenti. Sedangkan karyawan yang menikah absensinya lebih rendah, tingkat keluarnya  lebih rendah, dan menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi daripada karyawan bujangan.
Kemampuan mempengaruhi langsung tingkat kinerja dan kepuasan seorang karyawan lewat kesesuaian kemampuan pekerjaan. Suatu tinjauan ulang terhadap literatur kepribadian memberikan garis panduan umum yang dapat membimbing ke kinerja yang efektif. Karakteristik kepribadian menciptakan parameter untuk perilaku orang-orang, karakteristik itu  memberikan kepada kita kerangka untuk meramalkan perilaku.
Penguatan positif merupakan suatu alat yang ampuh untuk memodifikasi perilaku. Dengan mengidentifikasi dan memberi ganjaran perilaku yang berkaitan dengan kinerja, manajemen meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku itu akan datang.

3 komentar:

  1. terima kasih artikelnya heheh sangat membantu untuk belajar UTS hehehe

    BalasHapus
  2. Terima Kasih.. Izin Copas Untuk Tugas heheh

    BalasHapus

NAMA