A. Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Pada bagian ini akan dibahas kelompok dalam organisasi,
dinamika dalam kelompok, serta bagaimana
kelompok mempengaruhi perilaku individu dalam suatu lingkungan organisasi.
Kelompok adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Kelompok juga merupkan
bagian dari kehidupan organisasi.Dalam organisasi akan banyak dijumpai
kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari
suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk
mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Adanya kelompok organisasi
berawal dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat
kerja, seringnya berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan kesenangan bersama
maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu.
Perilaku manusia (di dalam organisasi) dapat dikaji berdasarkan
tiga tingkatan, yaitu individu, kelompok dan organisasi, yang masing-masing
memiliki perspektif yang unik. Memahami dinamika kelompok sangat penting untuk
memahami perilaku organisasi. Sebab, kelompok adalah bagian sentral dari
kehidupan sehari-hari manusia, dan pada waktu-waktu tertentu tiap orang akan
menjadi bagian (anggota) dari kelompok-kelompok yang berbeda, seperti :
kelompok kerja, olah raga, organisasi sosial, ikatan alumni, kegemaran, dan
sebagainya,
Perlunya pemahaman akan dinamika kelompok setidaknya
didasari oleh tiga alasan. Pertama, kelompok dapat memberikan pengaruh yang
besar pada individu. Sikap, nilai, dan perilaku kita sebagai pribadi banyak
sekali dipengaruhi oleh interaksi kita dengan anggota kelompok yang lain
terhadap organisasi kelompok lain. Kedua, kelompok dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap kelompok lain dan terhadap organisasi. Banyak tugas-tugas
pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan oleh kelompok, dan keberhasilan
organisasi banyak sekali ditentukan oleh efektifnya kelompok di dalamnya.
Ketiga, mempelajari dinamika kelompok dapat membantu menjelaskan perilaku.
Pada umumnya tidak ada definisi yang jelas dari suatu
kelompok yang dapat diterima secara umum, maka untuk itu perlu disajikan
beberapa definisi yang luas mengenai kelompok yang mempunyai banyak kesamaan
dalam definisi itu.
Beberapa definisi kelompok disampaikan oleh beberapa
ahli. Kelompok (group) dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua orang
atau lebih yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa, sehingga perilaku
dan atau kinerja (performance) dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku
kinerja anggota yang lain (menurut Shaw dalam Nimran, 2004). Sedangkan menurut
Robbin (2001) kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling bergantung.
Definisi kelompok dipandang dari persepsi, definisi ini
didasarkan pada persepsi dari para anggota kelompok. Dikemukakan bahwa para anggota
harus mengetahui hubungan mereka dengan yang lain supaya mereka dapat dinamakan
kelompok. Dengan demikian, definisi ini adalah sebagai berikut. Kelompok
didefinisikan sejumlah orang yang melakukan interaksi dengan yang lain dalam
suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu. Definisi ini
menunjukkan, bahwa para anggota kelompok harus mengetahui akan keberadaan
tiap-tiap anggotanya dan mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan
mengetahui kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok dipandang dari segi Organisasi,
kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut
melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para
anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari
tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari
kelompok seperti peran dan norma.
Definisi kelompok dipandang dari segi motivasi, secara
singkat penafsiran dari segi motivasi mendefinisikan kelompok sebagai suatu
kumpulan individu yang eksistensinya adalah sebagai kumpulan yang sangat
bermanfaat bagi para individu tersebut. Dalam pengertian ini, kelompok yang
tidak mampu membantu para anggotanya memenuhi kebutuhannya akan menghadappi
masa-masa sulit untuk tetap merupakan kelompok yang hidup terus. Seorang
anggota kelompok yang tidak terpenuhi kebutuhannya akan mencari kelompok yang
lain yang sekiranya dapat membantu kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok dari segi interaksi menekankan pada
interaksi interpersonal adalah sebagai berikut. Kelompok adalah sejumlah orang
yang saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain, serta seringkali
dilakukan sepanjang jangka waktu tertentu dan jumlahnya cukup sedikit, sehingga
tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang dengan tatap muka.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan organisasi, maka
kelompok dapat dibedakan ke dalam dua kategori :
1. Kelompok formal
Kelompok formal,
yaitu kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan formal (
resmi ) seperti struktur organisasi dan penugasan-penugasan organisasi.
Dalam kelompok
formal dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kelompok komando
Yaitu kelompok yang
terdiri dari atasan dan bawahan yang
tergambar dalam bagan organisasi tersusun atas manajer dan bawahan langsung.
b. Kelompok tugas
Yaitu mereka yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan
2. Kelompok informal
Kelompok informal,
sebaliknya yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal dan tidak ditentukan oleh organisasi, muncul
sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok
Informal dibagi juga menjadi 2 :
a. Kelompok kepentingan/minat
Adalah mereka yang
bekerja bersama-sama untuk mencari suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian
dari tiap orang ini atau terbentuk karena adanya minat tertentu.
b. Kelompok persahabatan
Adalah mereka yang
digabungkan bersama karena berbagi satu karakteristik/lebih, dalam arti
kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan dalam beberapa ciri, seperti umur,
hobi, sekolah dan sebagainya.
B. Tahap
Perkembangan Kelompok
1. Model Lima-Tahap.
Adapun tahap-tahap
tersebut adalah :
a. Pembentukan
Mempunyai ciri banyak
sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok.
b. Keributan,
Adalah tahap konflik
dalam kelompok
c. Penormaan,
Adalah tahap dimana
berkembang hubungan yang karib dan kelompok memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).
d. Pelaksanaan
Adalah kelompok
telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik
e. Reses
Merupakan kelompok
untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini adanya kepedulian untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan daripada melaksanakan
tugas
2. Model Kesetimbangan Tersela
a. Pertemuan pertama menentukan arah kelompok
b. Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu
kelompok cenderung berdiam diri atau menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang tetap
c. Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase pertama,
yang terjadi tepat ketika kelompok telah menghabiskan separuh dari waktu yang
disediakan
d. Transisi itu mengawali perubahan-perubahan utama
e. Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu
keseimbangan baru atau kurun waktu inersia baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan
rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi.
f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang
percepatannya mencolok.
C. Teori Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mencoba mengembangkan suatu anggapan
mengenai awal mula terbentuk dan tumbuhnya suatu kelompok. Teori yang sangat
dasar tentang terbentuknya kelompok ini ialah mencoba menjelaskan tentang
adanya afiliasi di antara orang-orang tertentu. Teori-teori tentang
pembentukan kelompok tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Propinquity/Teori
Kedekatan
Teori ini menjelaskan
bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya
kedekatan ruang dan daerahnya. Dalam suatu kantor pegawai-pegawai yang bekerja
dalam ruangan yang sama atau yang berdekatan akan mudah bergabung dan membuat
hubungan yang menimbulkan adanya kelompok, dibandingkan dengan pegawai yang
secara fisik terpisah satu sama lain.
2.Teori yang berasal dari George Homans
Teori ini berdasarkan
pada aktivitas, interaksi & sentimen (perasaan atau emosi)
a. Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang
lain, semakin beraneka interaksinya, semakin kuat tumbuhya sentimen mereka
b. Semakin banyak interaksi antara orang-orang maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain
c. Semkin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada
orang lain dan semakin banyak sentimen
seseorang dipahami orang lain maka semakin banyak kemungkinan ditularkan aktivitas
dan interaksi.
3. Teori Keseimbangan oleh Theodore Newcomb
Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah
didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang relevan
satu sama lain
4. Teori Pertukaran
Teori ini berdasarkan
interaksi dan susunan hadiah - biaya - hasil.
Hadiah-hadiah yang berasal dari interaksi-interaksi akan mendorong timbulnya
kebutuhan sedangkan biaya akan menimbulkan kekhawatiran, frustasi, kesusahan
atau kelelahan.
5. Teori yang didasarkan alasan praktis
Dalam memahami
pembentukan kelompok berdasarkan alasan-alasan praktis ini diantaranya
kelompok-kelompok itu cenderung memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan
sosial yang mendasar dari orang-orang yang mengelompok tersebut.
Berdasarkan pengamatan beberapa teori pembentukan
kelompok seperti yang diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan karakteristik
dari suatu kelompok tersebut. Menurut Reitz (1977), karakteristik yang menonjol
dari suatu kelompok itu, antara lain :
1.Adanya dua orang atau lebih
2.Yang berinteraksi satu sama lain
3.Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
4.Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok
D. Alasan Perlunya Kelompok
Ada beberapa alasan mengapa orang mengikuti atau menjadi
bagian dari kelompok tertentu. Diantara
alasan tertentu tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Rasa aman
Dengan itu kelompok
dapat mengurangi rasa
ketidakamanan ( rasa tidak aman ) karena berdiri sendiri, contoh : serikat
pekerja.
2. Status dan harga diri
Ada
rasa peningkatan status dan harga diri karena mengikuti atau bergabung dengan
suatu kelompok. Contohnya : menjadi
anggota klub eksklusif.
3. Interaksi
dan afiliasi
Menikmati interaksi teratur dengan orang lain dan
mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut. Contohnya : istri orang kaya yang
masih tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah instansi.
4. Kekuatan
Dengan
berkelompok perjalanan/ perjuangan menjadi lebih kuat dibandingkan dengan
berjuang sendirian.
5. Pencapaian
tujuan
Dengan
berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.
6. Keuntungan bersama
Dengan berkelompok maka orang-orang yang terlibat akan
mendapatkan keuntungan bersama. Contohnya : koperasi, persekutuan dagang.
7. Kedekatan fisik
Orang berkelompok, karena kedekatan jarak fisik.
Contohnya : RT, RW, dan lain-lain.
Di dalam suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi
seseorang bisa mendapat lebih dari satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal
demikian sah-sah saja. Dan ini banyak kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab
dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat dijelaskan, diprediksi dan
sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang produktif bagi
organisasi.
E.
Fase
Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan suatu
rangkaian proses yang dinamis yang terdiri dari beberapa fase, yaitu :
1. Forming (pembentukan).
Fase ini merupakan fase awal dimana keadaan
ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok dihadapi. Fase
ini berakhir pada saat para anggota mulai berpikir bahwa diri mereka adalah
bagian dari sebuah kelompok.
2. Storming (merebut hati).
Fase ini dicirikan oleh adanya
konflik intra kelompok. Anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak
pengendalian kelompok atas individu. Fase ini selesai manakala didapatkan
hirarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.
3. Norming (pengaturan norma).
Fase ini menggambarkan adanya
perkembagan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya kohesi ( kepaduan ). Fase
ini berakhir ini dengan adanya struktur kelompok yang semakin solid, dan
merumuskan harapan-harapan serta perilaku kelompok yang benar dan diterima.
4. Performing (melaksanakan).
Fase
ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dan diterima oleh anggota. Jadi,
disini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling
mengerti kepelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk kelompok yang relatif
permanen, fase ini merupakan fase terakhir di dalam perkembangannya.
5. Adjourning
(pengakhiran).
Fase
ini merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang
di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan kegiatan, pelaksanaan tugas-tugas,
tetapi berakhirnya rangkaian kegiatan.
F.
Beberapa
Masalah dalam Dinamika Kelompok
Karena kelompok terdiri dari
sejumlah orang dan (biasanya) dengan latar belakangnya yang berbeda-beda, maka
sangat mungkin di dalam kelompok itu ditemukan banyak masalah-masalah. Hal ini
perlu sekali mendapatkan perhatian. Diantara masalah-masalah tersebut yang terpenting
adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan sangat strategis sifatnya, karena
dapat menentukan efektif tidaknya proses kelompok. Tidak jarang, suatu kelompok
menjadi buyar karena kesalahan memilih pemimpin.
2. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, merupakan
inti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di dalam
praktek lebih banyak sulitnya daripada mudahnya. Pengambilan keputusan kelompok
secara umum telah diakui lebih baik kualitasnya daripada keputusan yang
individual.
3. Komunikasi.
Karena kelompok merupakan kumpulan dari para individu
yang berinteraksi satu sama lain, maka masalah komunikasi memegang peranan yang
sentral. Melalui komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya
akan memperkuat kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4. Konflik.
Perbedaan kepentingan
dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dapat
dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang
telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
G. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ada
kecenderungan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Kelompok merupakan
perwujudankebutuhan manusia untuk berinteraksi tersebut.
Dalam bab ini diuraikan perilaku kelompok dalam
organisasi, termasuk uraian mengenai teori organisasi kalsik atau tradisional maupun modern. Banyak teori
yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok.
Demikianlah beberapa pokok soal yang penting mengenai
dinamika kelompok yang dapat disampaikan dalam bagian ini. Adapun tujuan yang
terkandung dalam penyajian ini adalah untuk merangsang serta menuntun diskusi
dan pemikiran bersama dalam menghadapi salah satu masalah yang amat pelik yang
selalu dihadapi oleh semua pemimpin diberbagai organisasi, yaitu : masalah
manusia. Karenanya, apa yang ada pada bagian ini adalah jauh dari lengkap. Semoga
dari yang terbatas itu, dapat ditarik manfaat yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
NAMA