Minggu, 01 Januari 2012

MOTIVASI


A.   Pengertian
Sebelum kita berbicara definisi motivasi, perlu untuk meninjau beberapa karakterisitk pokok motivasi.  Menurut Nimran (2004) pada dasarnya ada 3 (tiga) karakteristik pokok dari motivasi yaitu :1) usaha, 2) kemauan yang keras, 3) arah/tujuan. Maksud dari masing-masing karakteristik ini dapat diringkas sebagai berikut :
  1. Usaha
Karakterisitk pertama dari motivasi, yakni usaha,  menunjuk pada kekuatan perilaku kerja seseorang atau sejumlah yang ditunjukkan oleh seseorang dalam pekerjaannya. Tegasnya hal ini melibatkan berbagai macam kegiatan dan bermacam-macam pekerjaan.
  1. Kemauan keras
Karakteristik pokok motivasi yang kedua, menunjukkan pada kemauan keras yang didemonstrasikan oleh seseorang dalam menerapkan usahanya kepada tugas-tugas pekerjaannya. 
  1. Arah/tujuan
Karakteristik motivasi yang ketiga bersangkutan dengan arah yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang yang pada dasarnya berupa hal-hal yang menguntungkan.
Berdasarkan pada ketiga karakteristik pokok motivasi diatas, maka menurut Nimran (2004), motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud bisa berupa produktivitas, kehadiran, atau perilaku kerja kreatifnya.
Sedangkan motivasi menurut pendapat Robbin (2001) yaitu sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. Senada dengan pendapat diatas yaitu menurut John. P.Campbell, Marvin D. Dunnette, Edward E. Lawler III, Karl E. Weick dalam Gibson et al. (1986)  bahwa motivasi berhubungan erat dengan :
  1. Arah perilaku,
  2. Kekuatan respons yakni usaha setelah pegawai memilih mengikuti tindakan tertentu
  3. Ketahanan perilaku atau berapa lama orang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.
Adapun motivasi menurut pendapat Victor Vroom dalam Gibson et al. (1986) didefinisikan sebagai suatu proses yang menentukan pilihan antara beberapa alternatif dari kegiatan suka rela. Sebagian besar perilaku dipandang sebagai kegiatan yang dapat dikendalikan orang secara suka rela dan karena itu dimotivasi.
B.   Teori Motivasi
Ada banyak teori tentang motivasi. Masing-masing teori motivasi pada dasarnya berusaha menjelaskan mengapa orang berperilaku tertentu dan bagaimana motivasi terjadi. Adapun teori-teori motivasi tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Inti dari teori Abraham Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki. Menurut Maslow manusia mempunyai 5 (lima) kebutuhan yang tersusun secara hirarki. Kelima kelompok kebutuhan menurut Maslow adalah :
a.    Faali (fisiologis) yaitu kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari sakit.
b.    Keamanan yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, kemerdekaan, perlindungan.
c.    Sosial yaitu kebutuhan akan teman, kasih sayang, rasa memiliki, persahabatan dan diterima baik.
d.    Penghargaan yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan orang lain misalnya status, pengakuan dan perhatian.
e.    Aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri secara maksimal.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum berusaha memenuhi kebutuhan yang tertinggi (aktualisasi diri). Artinya kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi terpenuhi.
  1. Teori ERG Alderfer
Teori ERG dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Alderfer mengenalkan 3 (tiga) kelompok inti dari kebutuhan yaitu :
a.    E    = existence (eksistensi)
Mencakup butir-butir yang oleh Maslow dianggap sebagai kebutuhan fisiologis dan keamanan.
b.    R   = relatedness (hubungan)
Merupakan hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting. Mencakup kategori kebutuhan sosial dan penghargaan dari Maslow
c.    G   = growth (pertumbuhan)
Mencakup keinginan dapat bekerja produktif. Jadi kebutuhan perkembangan meliputi juga kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dari Maslow.
Teori ERG merupakan penajaman atas teori Maslow. Teori ERG tidak mengandaikan suatu hirarki dimana kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dahulu dipuaskan dengan cukup banyak sebelum dapat maju kepada kebutuhan berikutnya. Dalam teori ERG menjelaskan bahwa :
a.    Dapat beroperasi sekaligus lebih dari satu kebutuhan
b.     Jika kepuasan dari suatu kebutuhan tingkat lebih tinggi tertahan, hasrat untuk memenuhi kebutuhan tigkat lebih rendah meningkat.
  1. Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini dikemukakan oleh David C. McClelland yang mengemukakan bahwa manusia pada hakikatnya mempunya kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain.
Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi orang lain. Terdapat 3 (tiga) kebutuhan manusia menurut McClelland adalah sebagai berikut :
a.    Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Karakteristik kebutuhan ini yaitu :
§ Suka mengambil resiko
§ Memerlukan umpan balik segera
§ Memperhitungkan keberhasilan
§ Menyatu dengan tugas
b.    Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan yakni hasrat untuk mempunyai dampak, berpengaruh dan mengendalikan orang lain.
c.    Kebutuhan akan afiliasi
Kebutuhan akan afiliasi yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab, disukai dan diterima.
  1. Teori X dan Teori Y
Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer mengenai kodrat manusia didasarkan pada suatu pengelompokkan pengandaian-pengandaian tertentu dan bahwa manajer cenderung mencetak perilakunya terhadap bawahannya menurut pengandaian-pengandaian ini.
Douglas McGregor mengemukakan 2 (dua) pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Pada dasarnya manusia dibedakan menjadi 2  yaitu :
a.    Teori X  :    pengandaian bahwa pegawai tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi.
Manajer yang menerima asumsi teori X tentang sifat manusia biasanya akan mempergunakan pendekatan secara langsung, pengendalian dan pengawasan secara ketat terhadap bawahannya.
b.    Teori Y  :    pengandaian bahwa pegawai menyukai kerja, kreatif, berusaha, tanggung jawab, dapat menjalankan pengarahan diri.
Sedangkan asumsi teori Y, manajer akan bersikap membantu, mendukung dan mempermudah dalam mengembangkan kreatifitas.
  1. Teori Motivasi Higiene oleh Herzberg
Teori Motivasi Higiene dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Menurut Herzberg terdapat 2 (dua) faktor penting dalam lingkungan kerja para pekerja yaitu :
a.    Statisfiers atau motivators atau faktor intrinsik
Faktor ini apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan kerja dan motivasi. Sebaliknya tiadanya faktor tersebut tidak akan menimbulkan ketidakpuasan kerja pegawai. Adapun faktor-faktor yang termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya adalah :
§ Prestasi
§ Pengakuan
§ Pertumbuhan
§ Kerja itu sendiri
§ Kemajuan
§ Tanggung jawab

b.    Job-context factors atau hygiene factors atau faktor ekstrinsik
Faktor ini yang apabila dipenuhi dapat menimbulkan ketidakpuasan para pegawai. Faktor-faktor tersebut adalah :
§ Kebijakan perusahaan dan administrasi
§ Supervisi
§ Kondisi kerja
§ Hubungan antar pribadi
§ Gaji
§ Kondisi kerja
Kritik terhadap teori Herzberg ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.  Prosedur yang digunakan terbatas oleh metodologinya
b.  Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan
c.  Sebenarnya teori tersebut bukan teori motivasi
d.  Tidak digunakan ukuran keseluruhan kepuasan apapun
e.  Teori tersebut tidak konsisten dengan riset sebelumnya
f.   Metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang kepada kepuasan, bukan produktivitas.
6.    Teori Evaluasi Kognitif
Menurut pendapat Robbin (2001) pengertian dari teori ini yaitu membagi ganjaran-ganjaran ekstrinsik untuk perilaku yang sebenarnya secara intrinsik telah diberi hadiah, cenderung mengurangi tingkat motivasi keseluruhan. Teori ini berargumen bahwa bila ganjaran-ganjaran ekstrinsik digunakan oleh organisasi sebagai hadiah untuk kinerja yang unggul, ganjaran intrinsik yang diturunkan dari individu-individu yang melakukan apa yang mereka sukai, akan dikurangi.
Dengan kata lain, bila ganjaran ekstrinsik diberikan kepada seseorang untuk menjalankan suatu tugas yang menarik, pengganjaran itu menyebabkan minat intrinsik terhadap tugas itu sendiri akan merosot. Hal ini disebabkan bahwa individu mengalami hilangnya kendali terhadap perilakunya sehingga motivasi intrinsik sebelumnya akan berkurang. Jika teori evaluasi kognitif itu benar, akan masuk akal untuk membuat upah seorang individu tidak bergantung pada kinerja agar menghindari berkurangnya motivasi intrinsik.
Kritik terhadap teori ini antara lain :
a.    Banyak studi yang menguji teori ini dilakukan pada mahasiswa, bukan karyawan organisasi yang berupah.
b.    Tingkat motivasi yang sangat tinggi bertahan dengan kuatnya terhadap dampak yang merusak dari ganjaran ekstrinsik.
c.    Teori ini relevan dengan perangkat pekerjaan organisasi yang berada diantara pekerjaan yang tidak luar biasa membosankan dan tidak luar biasa menariik.
7.    Teori Penetapan Tujuan
Teori penetapan tujuan menurut pendapat Robbin (2001) bahwa tujuan-tujuan khusus dan sulit menghantar ke kinerja yang lebih tinggi, dalam arti tujuan yang spesifik atau khusus merupakan rangsangan internal.  Terdapat beberapa faktor untuk mempengaruhi tujuan  - kinerja, yaitu :
a.    Umpan balik
Orang akan melakukan dengan lebih baik bila mereka memperoleh umpan balik mengenai betapa mereka maju ke arah tujuan, karena umpan balik membantu mengidentifikasi penyimpangan antara apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan. 
b.    Komitmen terhadap tujuan
Mengandung pengertian yaitu bertekad untuk tidak menurunkan atau meninggalkan tujuan
c.    Keefektifan diri
Pengertiannya merujuk pada keyakinan seorang individu bahwa dia mampu menyelesaikan suatu tugas.
d.    Budaya nasional
Maksudnya adalah ikatan budaya dimana pegawai tersebut bekerja.
Kesimpulan dari teori ini bahwa tujuan yang sukar dan spesifik merupakan suatu kekuatan motivasi yang ampuh yang mengantar pada kinerja yang lebih tinggi. Tetapi tidak ada bukti bahwa tujuan yang semacam itu berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja.
8.    Teori Penguatan
Pendapat Robbin (2001) teori penguatan mengemukakan tujuan seorang individu akan mengarahkan tindakannya yang berargumen bahwa penguatanlah yang mengkondisikan perilaku. Sehingga dapat didefinisikan teori penguatan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya.  
Teori ini mengabaikan keadaan internal dari individu dan memusatkan semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang bila ia mengambil suatu tindakan.
9.    Teori Harapan
Ide dasar yang melandasi teori harapan atau ekspektansi menurut Nimran (2004) adalah keyakinan bahwa motivasi ditentukan oleh hasil-hasil yang diharapkan oleh seseorang untuk dicapai sebagai buah daripada tindakan-tindakan mereka dalam mengembangkan teori ini. Terdapat 3 (tiga) unsur penting yang menentukan pencapaian hasil  yaitu :
a.    Pertautan (instrumentality)
Adalah kemungkinan dimana hasil tingkat pertama (misalnya produktivitas yang tinggi) akan diikuti oleh hasil kedua (misalnya gaji) atau dengan kata lain bahwa instrumentality adalah keyakinan bahwa suatu perbuatan (performance) adalah penting untuk memperoleh imbalan (reward)
b.    Valensi (valance)
Adalah nilai yang diharapkan atas hasil, yaitu keadaan dimana hasil itu cukup menarik atau tidak bagi seseorang. Ini menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk memperoleh hasil tingkat pertama. Valensi mempunnyai nilai poritif apabila seseorang berkeinginan untuk mencapai hasil tingkat pertama, dan valensi bernilai nol apabila seseorang bertindak acuh tak acuh terhadap hasil tertentu, dan selanjutnya valensi mempunyai nilai negatif apabila seseorang lebih suka untuk tidak mencapai hasil tersebut.
c.    Harapan (expectancy)
Adalah kemungkinan bahwa pegawai dapat benar-benar mencapai keluaran (hasil) tingkat pertama tertentu.
Pendapat diatas senada dengan pendapat menurut Robbin (2001) bahwa teori harapan  mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik; suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi; dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut. Dalam teori yang dikembangkan oleh Victor Vroom bertolak dari asumsi-asumsi sebagai berikut :
a.    Tingkah laku ditentukan oleh gabungan motivasi pada setiap individu dalam lingkungan tertentu.
b.    Setiap membuat keputusan secara sadar tentang tingkah lakunya
c.    Masing-masing individu mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda dan karenanya masing-masing orang memperoleh kepuasan yang berbeda terhadap hasil/penghargaan tertentu
d.    Masing-masing individu membuat keputusan dari berbagai pilihan tingkah laku tergantung pada harapan yang diinginkan, dalam arti sejauh mana suatu tingkah laku diyakini akan memberikan hasil yang diharapkan.
10.  Teori Keadilan
Teori keadilan dikembangkan oleh J. Stacy Adam. Dalam teori keadilan menurut pendapat Robbin (2001) diartikan individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain dan kemudian berespons untuk menghapuskan setiap ketidakadilan. 
Lebih jelasnya menurut Gibson et al. (1986) bahwa karyawan membandingkan usaha mereka dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam situasi kerja yang serupa.  Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa  individu itu dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Terdapat 4 (empat) istilah penting dalam teori ini adalah :
a.    Orang (person) yaitu individu yang merasa diperlakukan secara adil atau tidak adil.
b.    Perbandingan dengan orang lain (comparison other) yaitu setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh orang (person) sebagai perbandingan mengenai rasio dari input dan perolehan.
c.    Masukan (inputs) yaitu karakteristik individual yang dibawa serta oleh orang (person) ke pekerjaan yang dapat dicari (misalnya ketrampilan, pengalaman belajar) atau alami (misalnya umur, jenis kelamin)
d.    Perolehan (outcomes) yaitu apa yang diterima oleh orang (person) dari pekerjaan (misalnya penghargaan, tunjangan, upah).
Teori keadilan mengakui bahwa individu-individu tidak hanya peduli akan jumlah mutlak ganjaran untuk upaya yang mereka lakukan, tetapi juga peduli akan hubungan jumlah ini dengan apa yang diterima orang lain.
Menurut Nimran (2004)  teori motivasi dapat dikelompokkan  dalam 2 (dua) kategori. Kategori tersebut adalah :
  1. Teori Kebutuhan
Teori-teori motivasi ini berusaha menjelaskan macam-macam kebutuhan manusia dan dalam kondisi-kondisi mana mereka termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Yang termasuk kedalam kelompok teori ini adalah sebagai berikut : teori kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori kebutuhan McCelland, teori Motivasi Higiene Herzberg
  1. Teori Proses
Teori proses menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihentikan. Yang termasuk dalam teori proses ini yaitu : teori harapan (expectancy theory), teori keadilan (equity theory) dan teori penguatan (reinforcement theory).  
C. Kesimpulan
Perilaku seseorang hakikatnya ditentukan oleh keinginannya untuk mencapai beberapa tujuan. Keinginan  istilah lainnya ialah motivasi. Dengan demikian motivasi merupakan pendorong agar seseorang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Motivasi penting untuk tercapainya tujuan baik pada tingkat individu maupun kelompok. Beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan mengapa motivasi itu timbul dan bagaimana proses motivasi itu berlangsung.
Beberapa teori kebutuhan yang sudah dijelaskan  adalah sebagai berikut : teori kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori kebutuhan McCelland, teori Motivasi Higiene Herzberg. Sedangkan terdapat teori proses yaitu teori harapan, teori keadilan dan teori penguatan. Disamping itu masih ada teoti evaluasi kognitif dan teori penetapan tujuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAMA