Seorang pemuda menunggangi seekor kuda dengan
semua bawaannya sedang menuju sebuah desa di lembah gunung, dengan rencana
menetap di sana. Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang
tua yang berjalan dari arah desa tersebut. Dia
berhenti sejenak dan bertanya kepada orang tua itu: “Bagaimana keadaan di desa
di depan? Bagaimana orang-orangnya?” Sang orang tua balik
bertanya “Bagaimana keadaan di desa tempat asal kamu?”.
Sang pemuda menjawab dengan penuh emosi
“Sangat tidak baik. Semua orang hanya mau berargumentasi, mau menang sendiri,
semua orang saling menusuk dari belakang, tidak ada yang adil, permusuhan,
politik, dll…dll.. karena itu saya ingin pergi dari sana” Orang
tua itupun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di
depan” Lalu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan si pemuda.
Seorang pemuda lain, yang juga sedang menuju
ke desa itu, berpapasan dengan orang tua yang sama. Dia
pun bertanya hal yang sama, bagaimana keadaan desa di depannya. Orang
tua itu pun menanyakan hal yang sama “Bagaimana keadaan
di desa asal kamu?”
Sang pemuda tersenyum dan berkata “Indah
sekali, orang-orangnya baik, mau bertukar pandangan, terbuka, pernuh persaingan
yang menggairahkan, menantang, dan memberikan kesempatan berstrategi” Sang
orang tua pun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa
di depan” Pagi ini saya mendengarkan sebuah talk-show
di radio mengenai ‘perlakukan tidak adil’ di tempat kerja. Dan
tidak surprise menemukan banyak sekali yang akan menyambut topik ini dengan
antusias karena melihat dirinya dan merasa berada di situasi tersebut. Bukankah
kalau kita menoleh ke sekeliling, kita bisa melihat dan merasakan begitu
banyaknya orang yang mengeluh berada dalam keadaan yang buruk? Dari
perlakuan tidak adil oleh atasan, persaingan rekan kerja, gaji yang kecil,
kesempatan karir yang terbatas, perusahaan tidak peduli akan perkembangan diri,
kultur perusahaan yang serba merusak, terlalu banyak gossip, dan lain-lain.
Saya mengangkat kisah di atas sebagai
metafora sebuah kebijakan : ke mana pun Anda pergi, di mana pun Anda berada,
yang akan Anda lihat, dengar, dan rasakan, adalah sesuai dengan PILIHAN Anda! Situasi
atau keadaan adalah keadaan. Anda yang MEMILIH mendatanginya, Anda yang
MEMILIH untuk mengalaminya, Anda yang MEMILIH untuk tetap mengalaminya,
bereaksi terhadapnya, mengambil sikap terhadapnya, dan Anda yang MEMILIH juga
untuk mengatakan CUKUP atau TERUSKAN. Dengan MEMILIH berada di
sebuah tempat, Anda sudah MEMILIH untuk berada di keadaan yang ada di tempat
itu, entah baik atau buruk. Itu adalah KEPUTUSAN Anda! Dengan
MEMILIH untuk menetap di situ walau sudah punya persepsi buruk mengenai
keadaannya, Anda sudah MEMILIH untuk menerima keadaan itu.
Kalau Anda berkoar-koar dan setiap hari
berteriak Anda tidak bisa menerima keadaan itu, pertanyaannya adalah: apa yang
Anda PILIH untuk dilakukan untuk bisa menangani dengan lebih baik atau malah
keluar dari keadaan itu? Hidup ini terlalu singkat
untuk hanya diisi oleh gerutuan dan komplain. Apalagi komplain akan PILIHAN
sendiri.
Kalau Anda merasa telah membuat PILIHAN yang
salah di awal, sehingga merasa jatuh ke keadaan sekarang, PILIHLAH untuk
melakukan sesuatu yang BERGUNA terhadap perasaan Anda itu.
Seandainya Anda MEMILIH untuk menerima, maka
belajarlah untuk merespon dengan lebih efektif. INGAT bahwa MEMILIH untuk
menerima berbeda dengan MEMILIH untuk setuju. Anda tetap bisa MEMILIH untuk
menerima tanpa perlu Anda setuju dan membenarkan keadaan itu. Apakah Anda
setuju dengan kenaikan listrik, BBM, harga-harga, dll? Nah, toh, Anda bisa
MEMILIH untuk menerima khan? Mintalah advis dari yang Anda tahu bisa
merespon dengan lebih efektif dalam keadaan Anda, sehingga Anda bisa tetap
berada di keadaan tersebut dan bisa tetap efektif dan produktif. Ingat
bahwa perasaan seperti stress, depresi, cemas, marah, dll., bukan secara
otomatis disebabkan oleh keadaan, tapi adalah PILIHAN respon atau sikap kita
terhadap keadaan itu.
So, apakah Anda sedang berada dalam keadaan
dimana Anda punya persepsi yang buruk mengenai keadaan itu? Kalau
sudah tahu persepsi Anda, apa PILIHAN mengenai hal ini? CUKUP? Atau TERUSKAN
SAJA?
Tipsnya sederhana: apapun yang Anda PILIH,
ada konsukuensinya. Mari belajar menganggung konsekuensi PILIHAN kita
masing-masing. Karena itu di itu, kita MEMILIH untuk
berpendapat bahwa semuanya adalah PILIHAN masing-masing! Mau
dibawa senang, susah, bahagia, menderita, dll…. Semuanya PILIHAN!
You
can CHOOSE to be happy all day, or be miserable all day!
Your Choice!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
NAMA