Sabtu, 11 Februari 2012

MANAJEMEN STRESS


A. Pengertian Stress
            Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup, yang diakibatkan adanya tantangan, kesulitan ancaman ataupun ketakutan terhadap bahaya kehidupan yang sulit terpecahkan. Sehingga sering kali didapati mengalami ketegangan, akan merasakan keluhan yang kadang membutuhkan perawatan medis.
            Pada dasarnya besar kecilnya masalah yang menegangkan tersebut sebenarnya relatif. Tergantung tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian serta bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya. Namun mayoritas dari mereka yang mengalami ketegangan mengambil jalan pintas dengan menghisap rokok secara berlebihan, obat penenang, minuman keras dan lain sebagainya.
            Sebagian besar kita sadar bahwa stress karyawan semakin menjadi masalah dalam organisasi.
            Stress merupakan suatu respon adaptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Kita sering mendengar bahwa stress merupakan akibat negatif dari kehidupan modern.
            Ada beberapa alasan mengapa masalah stress yang berkaitan dengan organisasi perlu diangkat kepermukaan pada saat ini. Di antaranya adalah :
1.    Masalah stress adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan.
2.    Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stress juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi. Oleh karena itu perlu disadari dan dipahami keberadaannya.
3.    Pemahaman akan sumber-sumber stress yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.
4.    Banyak diantara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stress meskipun dalam taraf yang paling rendah.
5.    Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Di satu pihak peralatan semakin modern dan efisien. Dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya, pengalaman-pengalaman yang disebut stress dalam taraf cukup tinggi semakin terasa.
            Bertolak dari kenyataan di atas, dalam kesempatan ini saya akan mengemukakan seluk-beluk stress. Khususnya stress pada karyawan, yang meliputi pengertian-pengertian berbagai konsep, pengaruh-pengaruh stress terhadap organisasi, sumber-sumber stress yang berasal dari faktor-faktor organisasional dan kepemimpinan, dan strategi untuk mengatasi dan mengurangi stress.
            Stress kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari simpton antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bias rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
            Stress atau stress psikologis telah menjadi topik yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini, baik oleh praktisi, konsultan, maupun ilmuwan. Bagi para ilmuwan, stress telah menjadi kawasan riset yang cukup menarik perhatian dan kaya akan informasi-informasi ilmuwan. Berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran, psikologi, sosial, manajemen, dan ilmu perilaku organisasi masing-masing telah memberikan sumbangannya yang berarti bagi studi tentang stress ini.
            Apakah yang dimaksud dengan stress adalah konteks pembicaraan ini? Stress kini telah diadopsi menjadi kosakata bahasa Indonesia, dianggap sebagai variasi bahasa, dan karenanya disini tidak perlu dicarikan padanan kata atau istilahnya dalam bahasa Indonesia. Yang dibahas dalam buku ini adalah berkenan dengan lingkungan organisasi, maka stress yang dimaksudkan disini adalah stress yang dialami para karyawan atau pegawai yang berkaitan dengan pekerjaannya dalam organisasi dimana ia berada.
            Dalam setiap pembahasan ilmiah tentang stress tidak dapat dilimpahkan jasa Dr. Hans Selye, seorang peneliti dari Universitas Montreal, ia telah meletakkan dasar bagi sebagian besar pemikiran dan riset di bidang stress. Dialah orang yang pertama kali mengemukakan konseptualisasi general adaptation syndrome, atau GAS, dan karenanya dia sering kali dianggap sebagai The Factor of Stress. Dia berpendapat bahwa orang-orang hampir memiliki respon fisik yang konsisten terhadap situasi yang penuh stress. Respon tersebut diberi nama sindroma adaptasi umum ( general adaptation syndrome ), yakni sistem pertahanan otomatis yang menolong orang mengatasi tuntutan-tuntutan lingkungan. Sindrome ini memilki 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
1.    Alarm.
Persepsi yang menantang atau mengancam meyebabkan otak mengirimkan pesan biokimia ke berbagai bagian tubuh. Akibatnya terjadi peningkatan kecepatan pernafasan , tekanan darah, detak jantung, ketegangan otot dan respon fisik lainnya. Tingkatan energi dan efektivitas penanggulangan dengan segera merespons awal shock. Dalam hal ini syok yang ekstrim mungkin mengakibatkan tidak adanya kekuatan atau bahkan kematian sebab tubuh tidak sanggup menghasilkan cukup energi dengan cukup cepat. Pada sebagian besar situasi, reaksi alarm seseorang terus berjaga-jaga terhadap kondisi lingkungan dan mempersiapkan tubuh ke arah resisten.
2.    Resistensi
Kemampuan mengatasi perkembangan tuntutan lingkungan yang dimiliki seseorang berada pada tingkat di atas normal selama tingkat resistensi , karena tubuh digerakkan oleh berbagai mekanisme biokimia, psikis dan perilaku. Sebagai contoh, kita memiliki tingkat andrenalin di atas normal selama tingkat resistensi ini. Kita mencurahkan energi lebih untuk menanggulagi atau menghilangkan sumber stress. Bagaimanapun resistensi yang kita miliki sebenarnya hanya untuk satu atau dua tuntutan lingkungan. Akibatnya, kita jadi mudah diserang oleh sumber-sumber stress yang lain. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang lebih gampang tertular masuk angin, pilek, atau penyakit lainnya ketika mereka sedang bekerja di bawah tekanan
3.    Keletihan
Orang memiliki kapasitas resistensi yang terbatas sehingga jika sumber stress berlangsung lama maka pada akhirnya mereka akan pindah ke tingkat  keletihan. Pada sebagian besar situasi, tingkatan ini merupakan bagian terakhir dari proses panjang sindroma adaptasi umum. Situasi tegang para pegawai akan berubah sebelum akibat destruktif dari stress menjadi nyata atau mereka menarik diri dari situasi penuh stress, membangun kembali kemampuan bertahan mereka dan kembali setelah lingkungan penuh stress berlalu dengan memperbaruhi energi. Orang yang sering mengalami sindroma adaptasi umum dalam waktu lama memilki resiko tinggi untuk mengalami kerusakan fisik dan psikis. Untuk dapat mengelola stress yang berhubungan dengan pekerjaan secara efektif, kita harus mengerti sebab-sebab dan akibat-akibat stress dengan memahami perbedaan-perbedaan individual dalam mengalami stress.
            Stress mengandung arti yang jamak, dapat mempunyai arti lain pada orang yang berbeda, dan menunjuk kepada sesuatu yang akan memerlukan banyak kata untuk mengatakan. Dalam pernyataan sederhana stress mengakibatkn interaksi antara organisasi dengan lingkungannya. Dalam kasus kita, maka organismenya adalah manusia dan lingkungan adalah baik berupa cirri-ciri fisik lingkungan ( misalnya, panas, kegaduhan, polusi ) ataupun organisme-organisme lain dalam lingkungan itu.
            Meskipun sejumlah peneliti menawarkan banyak definisi yang masing-masing mengandung unsur-unsur yang khas, pada dasarnya ada dua tipe konsepsi utama yang mereka pakai, yaitu fisiologis dan psikologis. Berdasarkan perspektif ini Mikhail dalam Nimran (2004) mengajukan suatu definisi stress sebagai suatu keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun dirasakan, dalam tindakan-tindakan penyesuaian organ dan yang sebagian diwujudkan oleh respon yang nonspesifik. Jadi, definisi ini hendak mengintegrasikan sekaligus unsur-unsur psikologis dan fisiologis dari stress.
            Pengertian lain mengenai stress adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala ( constraints ), atau tuntutan ( demand ) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting ( Robin, 2006 ).
B. Tanda-Tanda Stress
            Apakah makna dari adanya stress dalam kehidupan sehari-hari kita? Pada dasarnya, mobilisasi dari mekanisme pertahanan tubuh bukanlah satu-satunya efek dari stress. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh stress bisa bermacam-macam. Beberapa di antaranya boleh jadi sangat penting dan bersifat langsung, sedangkan lainnya mungkin kebanyakan, boleh jadi tidak langsung dan merupakan representasi keluaran-keluaran sekunder dan tertier. Beberapa di antaranya, tak diragukan lagi akibat stress sementara lainnya semata-mata bersifat dugaan adanya kaitan dengan stress. Beberapa mungkin bersifat positif, misalnya meningkatkan daya dorong atau semangat dan menambah motivasi diri, sementara yang lain bersifat fungsional, merusak, dan secara potensial berbahaya.
            Menurut Sopiah (2008) menjelaskan tentang stresor adalah penyebab stress, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Terdapat banyak stresor dalam organisasi dan aktivitas hidup lainnya. Stresor yang berhubungan Stresor dengan pekerjaan terbagi menjadi 4 (empat) tipe utama, yaitu :
  1. yang bersifat fisik
Juga kelihatan pada setting kantor, termasuk rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadaan privasi, lampu penerangan yang kurang efektif dan kualitas udara yang buruk.
  1. Stress karena peran atau tugas,
Stresor karena peran/tugas termasuk kondisi di mana para pegawai mengalami kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dimainkan dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja.
  1. Penyebab stress antarpribadi,
Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi dalam suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan. Perbedaan karakter, kepribadian, latar belakang, persepsi, dan lain-lainnya memungkinkan munculnya stress.
  1. Organisasi,
Banyak sekali ragam penyebab stress yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah pegawai merupakan salah satu penyebab stress yang tidak hanya untuk mereka yang kehilangan pekerjaan, namun juga untuk mereka yag masih tinggal. Secara khusus mereka yang masih tinggal mengalami peningkatan beban kerja, peningkatan rasa tidak aman dan tidak nyaman dalam bekerja serta kehilangan rekan kerja. Restrukturisasi, privatisasi, merger, dan bentuk-bentuk lainnya merupakan kebijakan perusahaan yag berpotensi memunculkan stress. Para pekerja harus menghadapi peningkatan ketidakamanan dalam bekerja, bimbang dengan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak dan bentuk-bentuk baru dari konflik antar pribadi.
C. Akibat-Akibat Stress
            Dampak atau akibat dari stress bisa dilihat pada tiga aspek, yaitu :
  1. Fisik
Akibat stress pada fisik mudah dikenali. Ada sejumlah penyakit yang disinyalir karena orang tersebut mengalami stress yang cukup tinggi dan berkepanjangan, diantaranya adalah penyakit jantung, bisul, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur, tambah sakit jika sedang menderita sakit.
  1. Psikis
Dampak stress pada aspek psikis bisa dikenali, diantaranya adalah ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan dan kurang bersemangat.
  1. Perilaku
Akibat stress bisa dikenali dari perilaku, yaitu kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi, dan agresi di tempat kerja.
D. Mengelola Stress
            Ketika membahas tentang pengeolaan stress maka perlu kiranya menggunakan pendekatan individu dan organisasi.
1. Pendekatan Individu. Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stressnya. Strategi individu yang telah terbukti efktif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran, dan perluasan jaringan dukungan sosial.
2.   Pendekatan organisasi. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan sterss terutama tuntutan tugas dan peran, dan struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasi dan diubah. Strategi yang mungkin ingin dipertimbangkan oleh manajemen antara lain perbaikan seleksi personil, dan penempatan kerja, penggunaan penetapan sasaran yang realitis, perancangan ulang pekerjaan, peningktan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi, dan penegakan program kesejahteraan korporasi.
E. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari bab ini adalah stress merupakan suatu respon penyesuaian diri pada satu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Distress menunjukkan tingginya tingkat stress yang memiliki akibat negatif, sedangkan eustress menunjukkan tingkat stress yang cukup rendah yang dibutuhkan untuk menggerakkan orang-orang dalam hidupnya. Pengalaman stress atau sindroma adaptasi umum meliputi perpindahan yang melalui tiga tingkat : alam, resistensi, dan keletihan.
Stresor merupakan penyebab stress, termasuk apa saja kondisi lingkungan fisik dan emosional seseorang. Stresor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, berbagai peran atau tugas pegawai, hubungan antar pribadi dan kondisi serta aktivitas organisasional. Konflik antara kewajiban pekerjaan dengan kewajiban keluarga seringkali menunjukkan sumber stress pegawai. Dua orang yang terbuka terhadap stresor yang sama mungkin mengalami tingkat stress yang berbeda karena mereka merasa berbeda situasi dan kondisi, memilki ambang batas kemampuan mengatasi stress yang berbeda atau menggunakan strategi berbeda dalam mengatasi stress.
Stress tingkat tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti tekanan darah tinggi, bisul, disfungsi seksual, sakit kepala, dan penyakit jantung koroner. Perilaku yang menunjukkan gejala stress antara lain kinerja rendah, keputusan-keputusan yang jelek/salah, naiknya kecelakaan di tempat kerja, tingginya absensi, atau naiknya agresi di tempat kerja. Rendahnya semangat kerja berkenaan dengan proses keletihan emosional, depersonalisasi, dan mengurangi prestasi pribadi sebagai akibat stress yang berkepanjangan. Hal ini merupakan sebagian besar penyebab stress interpersonal dan penyebab stress berkaitan dengan peran dalam pekerjaan dan penyebab stress berasal dari luar pekerjaan.
Dengan banyak intervensi maka stress yang berhubungan dengan pekerjaan dapat dikelola. Beberapa intervensi dengan tepat menghilangkan stresor yang tak perlu atau melepaskan pegawai dari lingkungan yang penuh stress. Bantuan lain dapat diberikan dengan mengubah interpretasi mereka terhadap lingkungan, program fitness, dan gaya hidup (dapat mendorong membangun pertahanan fisik yang lebih baik melawan stress), atau dukungan sosial dengan memberikan sumber material, informasi dan emosional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAMA