Keberagaman dan perbedaan ini seringkali disebut Allah
dalam beberapa firman-Nya. Diantaranya Allah menyebutkan bahwa,
{Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya.}
(QS. An-Nahl: 69)
{Dari
pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang.}
(QS. Ar-Ra'd: 4)
{Dan,
di antara gunung-gunung itu ada garis-garis yang putih dan merah yang beraneka
ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.}
(QS. Fathir: 37)
{Dan,
masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran).} (QS. Ali 'Imran: 140)
Bani Israel pernah merasa bosan dengan
makanan paling baik mereka dan mengeluh pada Allah,
{Kami
tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.} (QS. Al-Baqarah: 61)
Al-Makmun kadang kala membaca sambil
duduk, sesekali dengan berdiri, dan pada saat yang lain sambil berjalan. Dan
karena itu pula ia pernah berkata, "Jiwa manusia itu sungguh sering kali
jenuh."
{(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring.} (QS.
Ali 'Imran: 191)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam
beribadah pun manusia akan merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah pun
memberikan banyak pilihan bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya.
Sebagaimana kita ketahui, Allah telah menetapkan berbagai amalan hati, amalan
lisan, amalan badan, dan ada amalan harta. Kita juga tidak hanya diwajibkan
shalat, tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut
berjihad. Bahkan, dalam shalat pun kita tak hanya disuruh berdiri saja, tetapi
juga ruku', berdiri, sujud, dan duduk. Semua ini mengisyaratkan bahwa siapapun
yang menginginkan kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktivitas, maka
ia harus pandai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
NAMA