Definisi
ESQ
Kecerdasan Spiritual Emosional (ESQ)
merupakan gabungan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga komponen tersebut saling
terkait dalam mewujudkan keberhasilan dan tercapainya prestasi seseorang. Jika
salah satu tidak ada maka akan timbul permasalahan baik setelah sukses ataupun
sebelum meraih sukses.
Kemampuan Otak (IQ)
Intelektual
adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri
secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta
dipengaruhi oleh faktor genetik. Intelektual lebih difokuskan kepada
kemampuannya dalam berpikir seseorang. Kemampuan intelektual ini dapat diukur dengan
suatu alat tes yang biasa disebut IQ (Intellegence Quotient). IQ adalah
ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat tertentu, dalam hubungan
dengan norma usia yang ada.
Ada tiga
indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga
indikator tersebut adalah :
a. Kemampuan figur yaitu merupakan
pemahaman dan nalar dibidang bentuk
b. Kemampuan verbal yaitu merupakan
pemahaman dan nalar dibidang bahasa
c. Pemahaman dan nalar dibidang numerik
atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
Dunia
kerja erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh
seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih
rendah. Hal tersebut karena mereka yang memiliki IQ tinggi lebih mudah menyerap
ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih baik
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seorang karyawan yang mendapatkan skor tes IQ yang
tinggi pada saat seleksi ternyata menghasilkan kinerja yang lebih baik,
terutama apabila dalam masa-masa tugasnya tersebut ia sering mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan beru dari pelatihan yang dilakukan (Moustafa dan
Miller, 2003, p.8)
Kecerdasan Emosional
(EQ)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk merasakan emosi, menerima dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi
dan pengetahuan emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan emosi dan
intelektual. Kinerja karyawan akhir-akhir ini tidak hanya dilihat oleh faktor
intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang yang
dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan dapat menghasilkan kinerja yang
baik pula.
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan
spiritual sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi
dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan
pemahaman sampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal
baik dan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita dari
kerendahan. Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna.
Kecerdasan
spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQ dan EQ, oleh karena itu
istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ dipandang hanya menyumbangkan sebagian
dari penentu kesuksesan sesorang dalam hidup. Ada faktor lain yang ikut
berperan yaitu kecerdasan spiritual yang lebih menekankan pada makna hidup dan
bukan hanya terbatas pada penekanan agama saja. Peran SQ adalah sebagai
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.Sesorang
yang memiliki SQ tinggi adalah orang yang memiliki prinsip dan visi yang kuat,
mampu memaknai setiap sisi kehidupan serta mampu mengelola dan bertahan dalam
kesulitan dan kesakitan.
Kecerdasan spiritual mempengaruhi
tujuan sesorang dalam mencapai karirnya di dunia kerja. Seseorang yang membawa
makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih
berarti. Hal ini mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan
kinerja yang dimilikinya, sehingga dalam karir ia dapat berkembang lebih maju.
Kecerdasan spritual yang dimiliki setiap orang tidaklah sama. Hal tersebut
tergantung dari masing-masing pribadi orang tersebut dalam memberikan makna
pada hidupnya. Kecerdasan spritual lebih bersifat luas dan tidak terbatas pada
agama saja. Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu akan membuat hasil
kerjanya pun berbeda.
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah subyek yang paling penting untuk manager, karena peran kritis yang
dimainkan oleh pemimpin adalah efektifitas kelompok dalam organisasi. Kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang
berkaitan dengan tugas, seperti; Menegakan disiplin, Melaksanakan tugas dengan
benar, Mengarahkan kelompok dan Memberikan motivasi.
Hal-Hal yang perlu dimiliki seorang Pemimpin
:
1. Memotovasi diri
2. Kemampuan berbicara dimuka umum
3. Pemahaman teknik/alat kendali mutu
4. Kemampuan mencegahkan masalah dengan
sistem
5. Tranfer pengetahuan kepada bawahan
6. Memotivasi bawahan
7. Mengenali karakteristik bawahan
- Keinginan mengetahui perkembangan
- Keinginan melakukan perubahan/perbaikan
- Sikap mental
- Citra diri
Fungsi pemimpin
dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
·
Fungsi administrasi, yakni mengadakan
formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
·
Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni
mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling,
dsb
Pengaruh ESQ terhadap
Kepemimpinan
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin
yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh
bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti.
Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas
pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah
kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya,
tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang
baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan
bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun
umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak
diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri
adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi adalah pemimpin yang mampu mengendalikan diri, sabar, tekun, tidak
emosional, tidak reaktif serta positive thinking. Untuk memperoleh EQ ini,
seseorang harus melalui pendidikan sejak dini dengan contoh suri tauladan dari
kedua orangtuanya. Pemimpin dengan EQ yang tinggi, ia tidak tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan, lebih mengutamakan rasio daripada emosi, tidak reaktif
bila mendapat kritik, tidak merasa dirinya pandai dan paling benar serta
tawadlu (rendah hati) atau low profile.dan mmepunyai sikap terbuka,
transparan, akomodatif, konsisten (istiqomah),
Perkembangan EQ berhubungan erat dengan perkembangan
kepribadian (personality development) dan kematangan kepribadian (maturity of
personality). Pemimpin dengan kepribadian yang matang (mature), dalam menghadapi
dan menyelesaikan berbgai persoalan atau pekerjaan menggunakan kecerdasan
intelektualnya (IQ) dan kecerdasan emosionalnya (EQ) secara proporsional.
Pemimpin dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi
adalah pemimpin yang tidak sekedar beragama, tetapi terutama beriman dan
bertaqwa. Seorang yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada,
Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa-apa yang diucapkan
diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia. Pemimpin dapat membohongi rakyatnya
tetapi tidak dapat membohongi Tuhannya. Selain daripada itu pemimpin yang
beriman adalah seseorang yang percaya adanya Malaikat, yang mencatat segala
perbuatan yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. Tipe
pemimpin ini tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana
yang salah, mana yang halal dan mana yang haram dan mana yang melanggar hukum
dan mana yang sesuai dengan hukum.
Unsur SQ sangat penting bagi seorang pemimpin sebab pemimpin
yang memiliki SQ atau kecerdasan spiritualnya tinggi akan membuat keberadaan
dirinya bermanfaat bagi orang lain, bukan sebaliknya memanfaatkan orang lain.
Pada hakekatnya seorang pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya bukan
oleh orang yang memberi amanah tetapi terutama tanggung jawab kepada Allah SWT.
Menarik sekali artikelnya
BalasHapusSangat-sangat menarik
BalasHapus